2017 at a Glance

2017 at a Glance

Selalu ada yang menarik untuk dibahas di akhir tahun, tentang resolusi tahun depan, tentang apakah resolusi yang kita buat di akhir tahun lalu tercapai, tentang apa yang akan kita lakukan pada liburan panjang, dimana kita menghabiskan malam tahun baru, atau dengan siapa, dan sebagainya. Waktu dimana sebagian besar orang akan berangan angan, mengakhirinya dengan doa dan harapan. Meskipun ada juga yang tenggelam dalam penyesalan maupun kekhawatiran yang mungkin berlebihan.

Ada yang sungguh berbeda di awal tahun 2017, itu adalah dua bulan sejak kepindahan saya ke Semarang. Setelah startup saya yang sebelumnya memutuskan untuk berhenti beroprasi, dengan keadaan yang penuh tekanan, saya memutuskan pulang kampung, ke Semarang. Berusaha menjauh dari kekacauan yang mungkin saja cepat atau lambat membuat saya tidak waras. Di sini, kami memulai kembali untuk awal yang baru, bersama dengan Mas Yopie dan Mas Johan, kami menjalankan MailTarget (nama startup kami) dengan komposisi yang cukup ekstrim. Saya menyiapkan team baru untuk produk di Semarang, sedang Mas Yopie menyiapkan perusahaan, dan team yang lain di Jakarta.

Itu merupakan awal tahun yang sibuk untuk MailTarget, kami belum ada produk, hampir semuanya kami mulai dari nol, dari team, suasana, culture, regulasi, bahkan stack technology yang kami gunakan, bahasa pemrograman baru, framework baru, metode development yang baru, coba sana dan coba sini untuk mengembangkan produk kami. Saya tidak akan bilang itu awal tahun yang indah, kami bahkan kehilangan dua orang team yang sempat bergabung dalam waktu singkat. Tapi memulai sesuatu yang baru, tentu saja ada harapan baru, dan kesempatan-kesempatan baru. Dan kami memulainya dengan penuh optimisme bahwa tahun ini ada angin segar untuk startup-startup di Indonesia, yang kami tuangkan pada yel-yel "2017 adalah tahunnya kita".

Februari, kita tayang, fase "make it done" seharusnya sudah selesai, mulai ada client, mulai ada feedback, ada yang bertambah, ada juga yang kami sadari terlewat, mulai banyak perubahan rencana, dan semakin banyak yang harus dilakukan. Sehingga bulan berikutnya adalah fase "make it right", memperbaiki semuanya, dari produk, sistem, culture, regulasi, dan lain sebagainya. Sebenarnya fase tersebut masih berlangsung sampai ahir 2017 kemarin, dan masih akan kita kerjakan lagi di 2018. Karena kita harus "make it right" dulu, agar ketika "make it big", tidak justru semakin banyak masalah yang muncul belakangan. Dan 2018, kita sudah berencana untuk masuk ke fase ini.

Ada beberapa culture yang berusaha kami bangun, salah satunya culture sharing. Sebelumnya, kami selalu melakukan diskusi internal setiap kamis, tentang apa saja, technology, bisnis, kehidupan startup dan profesi, maupun hal-hal yang penting untuk memperbaiki kehidupan personal kita. Dan setelah dapat berjalan beberapa kali, kami memutuskan untuk membuatnya publik agar sisi kemanfaatannya dapat bertambah, sebagai acara komunitas Bapergrammer, ya, seperti namanya, kebanyakan dari kami adalah programmer gampang baper. Di akhir tahun ini, sudah ada 29 sharing yang terlaksana, dengan peserta maupun pemateri yang bisa dari mana saja.

Ada juga kekhawatiran tentu saja, dengan hoak hoak yang mulai menjadi bahan pembicaraan dengan semua orang pada setiap kesempatan sejak awal tahun, yang mnembuat saya mulai menulis lagi. Awalnya karena saya pikir saya harus menulis tentang sesuatu dibalik semua tulisan yang tersebar, bahwa ada kepentingan-kepentingan disana. Tapi kemudian saya mulai menikmati menulis essai, dan beberapa hal menarik dari perbincangan dengan siapapun saya tuangkan di draft untuk saya lengkapi kemudian.

Kemudian saya bertemu dengan teman-teman di NU yang memiliki kekhawatiran serupa tentang hoak tersebut, meski sekarang belum, saya berharap bisa lebih banyak kontribusi saya disana. Dari sana sempat tertarik untuk membuat podcast (audio blog) juga, yang beberapa saya publish di sini, tapi ternyata buat saya obrolan yang sering terjadi belum layak untuk langsung publish, soal kualitas rekaman, dan masalah editing masih menjadi persoalan. Meski demikian saya masih tertarik untuk membuat audio blog yang lain, semoga ada solusi untuk ini.

Selain itu, meskipun tidak banyak, sekembalinya ke Semarang, saya terlibat kembali di beberapa kegiatan yayasan, juni lalu, pondok pesantren Al-Inaaroh sudah di resmikan dan beroprasi di Batang, juga MTs didalamnya. Kemudian saya akhirnya dapat menyelesaikan pendidikan S2 saya, yang sudah terbengkalai hampir 5 tahun. Selain itu, sebagai anak petani akhirnya saya bisa memulai pegang cangkul dan sabit kembali, menanam pohon. Saya juga berusaha untuk membaca 3 buku setiap bulan. Keinginan terpendam saya untuk menulis lagu juga akhirnya tercapai, salah satu sudah saya publish di sini. Keinginan untuk membuat tempat ngopi, masih harus saya tunda. Saya memutuskan untuk mulai dengan menyicil untuk melengkapi kebutuhannya terlebih dahulu dengan santai. Masih agak susah menyisihkan waktu untuk itu sebenernya, semoga tahun ini ada perkembangan.

Saya tidak pernah menulis seperti ini sebelumnya, sebuah rangkuman mengenai apa yang saya lakukan, pikirkan, dan saya harapkan. Satu tahun memang waktu yang sangat panjang, ada banyak hal yang terjadi, meskipun banyak pula yang terlewatkan. Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk saya, juga sebagai pengingat bahwa setiap tahun, merupakan tahun yang penting.

Selamat Datang 2018. Terima kasih Semuanya. Semoga harapan-harapan kita bisa tercapai, segera.