Designing Software [3], Preparation and Delivery

Melanjutkan seri tulisan tentang software design, kalo tulisan sebelumnya disini dan disini, lebih ke arah substansional, mungkin ini lebih ke arah teknis. nah, anggap desinger sudah bisa berkolaborasi dengan baik dengan team teknis dan desinger juga sudah paham tingkatan realistis dalam mendesain. selanjutnya apa sih sebenernya yang harus disiapkan oleh desinger sebelum mendesain sebuah software ? dan bagaimana delivery desing yang baik ?

berikut beberapa hal yg perlu diperhatikan terkait dengan persiapan dan delivery dalam mendesain software

Preparation, Specification 

Nah, sebelum mendesain, mulailah dengan mencari tahu sebanyak mungkin tentang karakteristik setiap platform, misal screen size, pixel density, berapa ketajaman warna yang bisa ditampilkan oleh layar dari platform tersebut.  dan batasan batasan lain misalnya hal hal yang berhubungan dengan animasi, ataupun frame rate. developement environtment yang digunakan juga bisa jadi memiliki batasan dalam hal font dan effect rendering. hal ini juga perlu dicari tau.  

Preparation, Delivery

Setelah kita tau tentang environtment dan karakteristik dari platform yang dibuat. definisikan apa hasil ahirnya. apakah hasil ahir akan berupa PNG, JPG, Vector, 9-Sliced, GIF, berbagai tipe untuk masing masing asset dan berbagai versi masing masing asset, maupun video animasi sesuai kebutuhan.  

Preparation, Work Flow

Untuk mengetahui apa yang perlu di deliver, duduk bareng developer, dan diskusikan bagaimana metode kerja mereka, apakah mereka menggunakan waterfall, agile, scrum ? apa saja milestone dan roadmap yang akan dicapai oleh mereka. tools tools komunikasi yang digunakan, bagaimana mengecek adanya perubahan dan requirement. dengan mengetahui metode kerja (software development methodology) yang dilakukan oleh developer, seharusnya desainer juga menjadi bagian dari methodology tersebut. di gdilab sendiri, kita menggunakan scrum methodology, dimana setiap pagi, ada scrum meeting yang diikuti oleh developer dan desinger untuk mengetahui progress kemaren, problem yang dihadapi jika ada, dan apa yg akan dikerjakan selanjutnya.

Preparation, Tracking

Hal yang juga penting dalam mempersiapkan workflow adalah menentukan sistem tracking. hal ini penting karna akan berhubungan dengan roadmap, jika kadang ada revisi atau penambahan assets, bug, dll, designer juga harus menulis visuak apa yang berubah disertai kapan dan akan lebih bagus lagi jika disertai alasan perubahan. untuk itu, kita bisa membuat scrum board, atau menggunakan tracking (to do list) tools seperti trello, dan lain lain. karena jika hal ini dilakukan dengan email, so old school dan lebih tidak tertata rapi, karena apa yang ditulis sini terlalu detail untuk email.

Delivery, Timing

Fist of all, coba untuk selalu mendeliver semua kerjaan secara on-time. bukan hanya karna akan menimbulnya perasaan nggak enak jika sesorang melewatkan deadlinenya, tapi juga karna bisa saja ini akan menjadi bottleneck dalam sebuah team / project. jika sesuatu ternyata membutuhkan waktu yg lebih lama dari estimasi / yg seharusnya terjadi, kemudian speak ke anggota team secepatnya sehingga semua orang bisa menyesuaikan schedule nya. dengan demikian, perubahan tidak akan menjadi masalah besar dan mereka bisa mengerjakan hal yang lain pada saat itu.

Delivery, Organization and Naming System

Seringkali penamaan file dan peletakan nya dalam folder yang tidak teratur juga dapat menghambat kinerja team, seperti di tulisan saya sebelumnya tentang naming convention, adanya kesepakatan dan standar tentang penamaan file asset dan pengorganisasiannya sangatlah penting. lebih lengkap tentang teknis penamaan, bisa dilihat disini.

Delivery, Don’t Compress Asset

Ketika mengeksport asset, jangan langsung di kompres, kadang dalam development environtment memiliki fitur untuk mengkompressnya secara otomatis ke beberapa ukuran yang dibutuhkan oleh developer. kecuali, kompresi tersebut, memang requirement dari developer.

Delivery, Specification

Ketika mengirimkan desain ke developer, berilah informasi sebanyak mungkin tentang desain tersebut. bisanya desinger hanya memberikan mockup tampilah hasil jadi yang diinginkan tanpa memberi keterangan apapun. in some case developer mungkin sudah paham, tapi untuk menghindari asumsi yang kemudian akan menimbulkan kesalahan, sebaiknya setiap desain yang dikirim juga disertai informasi selengkap mungkin, biasanya hal ini meliputi, fungsi masing masing tombol, akan mengarah kemana secara flow, ukuran masing masing font, hexadecimal untuk masing masing warna, jarak satu element ke element lain, dan sebagainya.

Delivery, Check and then Check again!

sangat penting untuk membuat check list sebelumnya, sebelum mengirimkan desain ke developer, pastikan semua yang dibutuhkan developer untuk desain sudah terpenuhi. kemudian check lagi, just to make sure.

Nah, semoga tulisan ini bisa memberikan gambaran buat desinger ketika mendesain sebuah software, dimana dalam project tersebut melibatkan developer di dalamnya. sehingga kerja sama team bisa sangat optimal dan kualitas pengerjaan dan hasil ahir juga sesuai dengan yg diharapkan.

source : Pixel Perfect Precision hand book version 3, produced by ustwo